Filsafat merupakan pengetahuan tentang
kebenaran. Filosof Muslim, sebagaimana filosof Yunani, percaya bahwa kebenaran
jauh berada diatas pengalaman; bahwa kebenaran itu abadi di alam ini. Batasan
filsafat, dalam risalah al-Kindi mengenai Filsafat Awal, yaitu “Filsafat adalah
pengetahuan tentang hakekat segala sesuatu dalam batas-batas kemampuan manusia,
karena tujuan para filosof dalam berteori ialah mencapai kebenaran, dan dalam
berpraktek, ialah menyesuaikan dengan kebenaran”.
Pada akhir risalahnya
ia mensifati Allah dengan istilah “kebenaran”, yang merupakan tujuan filsafat.
“Maka Satu Yang Benar (al-Wahid al-Haq) adalah Yang Pertama, Sang Pencipta,
Sang pemberi rizki semua ciptaanya…..” Pandangan ini berasal dari filsafat
Aristoteles, tetapi “Pengerak Tak Tergerakkan’ (Unmovable Movar)-nya
Aristoteles diganti dengan sang ‘pencipta’. Perbedaan ini yang menjadi inti sistem
filsafat al-Kindi.
AL-Kindi hanya
menyebutkan bagian-bagian teoritisnya. Ilmu-ilmu Filsafat Islam terdiri atas
tiga hal : pertama; pengajaran (ta’lim), kedua, ilmu alam, yang bersifat
terakhir dan ketiga ilmu agama, yang bersifat paling tinggi”. Pengutamaan
matematika berasal dari Aristoteles, tetapi urutan terakhir dari tiga ilmu pengetahuan, yang dimulai dengan fisika,
datang dari penganut filsafat Aristoteles terkemudian. Kemungkinan besar
Al-Kindi mengikuti Ptolomeus, sehingga mengutamakan matematika, yang dikenal
orang-orang arab sebagai “kajian pertama”.
Tentang Tuhan
Al-Kindi memaparkan
gagasannya tentang Tuhan dengan menyebutkan-Nya; Dia penyebab gerak ini, yang abadi (qadim),
maka Ia tak dapat dilihat dan tak bergerak, penyebab gerak tanpa menggerakkan
diri-Nya. Ketunggalan, ketakterlihatan, ketakterbagian dan penyebab
gerak merupakan sifat-sifat-Nya.
Al-Kindi mengikuti
pendapat Kaum Mu’tazilah dalam menolak pendapat bahwa Allah mempunyai tiga
sifat utama; Tahu, Kuasa dan Berkehendak. Karena menurut mereka jika Allah
memiliki sifat tersebut berarti dzat-Nya banyak.
Tentang Alam
Tentang Alam,
al-Kindi berbeda dengan para filosof sebelumnya yang mengatakan bahwa alam ini
tak kekal. Al-Kindi mengemukakan gagasan yang cukup radikal bahwa Benda-benda
fisik terdiri dari atas materi dan bentuk, dan bergerak didalam ruang dan
waktu. Wujud, yang begitu erat kaitannya dengan fisik, waktu dan ruang, adalah
terbatas, karena mereka takkan ada, kecuali dalam keterbatasan. Meskipun wujud
itu dunia. Maka ia tak kekal, hanya Allahlah yang kekal.
Sumber: Anonymous